jinseibenkyou

Having a great life. Be a good human being and useful for others

Archive for the tag “keji”

Benarkah selama ini kita sudah Sholat?!


Hari Minggu kemarin, secara mendadak teman saya dari Tokyo berkunjung ke dorm. Sambil menikmati siomay eksperimen saya, dia bercerita banyak hal. Salah satunya adalah tentang limpahan barang teman-teman seapartemennya yang pulang ke Indonesia, dan sekarang menggunung di kamarnya. Ia bertanya pada oyasan (Ibu pemilik kontrakan),

Teman (T): oyasan, kalau membuang TV, rice cooker, dan sebagainya gimana caranya?

Oyasan (O): Beli dulu stikernya di Seiyu (toserba) lalu tempel dan taruh di tempat sampah sesuai jadwal

T: Berapa harga stikernya oyasan?

O: Sekitar 3 ribu-an mungkin ya….

T: Kalau misalnya malam-malam pas sepi ditaruh begitu saja di tempat sampah terus kita tinggal pergi gimana?

O: …. Lalu buat apa anda bersembahyang setiap hari?

Teman saya langsung terdiam seribu bahasa. Saya yang mendengar ceritanya seakan tidak mampu berkata-kata lagi. Tidak bisa tertawa. Tidak bisa mengolok. Terperangah begitu dalam atas jawaban jitu Sang  Oyasan.

Bahkan hingga keesokan harinya, percakapan itu begitu terngiang-ngiang di kepala saya. “Lalu buat apa anda sembahyang?” Ohhhh… kata-kata itu memenuhi otakku, hatiku, dan segenap relung sendi-sendiku. Buat apa aku sembahyang?! Sholat?!

Seorang teman yang lulusan pesantren berkata, “Katanya kalau sholat kita tidak seperti sholat sahabat yang tidak merasa sakit saat panah yang tertancap di tubuhnya di cabut, artinya sholat kita belum apa-apa! Sholat itu intinya mencegah perbuatan keji dan mungkar! Selama kita sholat, tetapi masih juga melakukan perbuatan yang keji dan mungkar, artinya kita itu sebenarnya belum sholat”

MasyaAllah….. ayat itu sesungguhnya sudah sering kita dengar sejak SD, bahkan tertempel di mana-mana, di dinding mushola sekolah, surau, langgar, masjid, dan sebagainya. Sholat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar!! Karenanya aku pernah mendengar bahwa diantara orang-orang yang sholat itu ada orang yang sholat tapi tidak lebih dari sekedar jungkat-jungkit dan bertepuk tangan. Mungkin ini yang dimaksud plesetan sembahyang; sembah sambil goyang!! Tidak ada ruh disana!

Masya Allah…. bagaimana nasib sholatku selama ini?!

Meski demikian, bukan berarti tulisan ini menganjurkan kita tidak perlu sholat bila merasa diri ini masih melakukan pekerjaan keji dan mungkar. Sholat itu seyogyanya menjadi kebutuhan, cleaner ruh agar senantiasa tercerahkan. Terus terang, selama ini saya merasa melakukan  sholat sebagai penggugur kewajiban, belum merasa butuh. Kalau memang saya sedang berada di situasi sangat buruk, pedih, sendiri, dan ingin menjerit mencurahkan hati maka saya akan sholat sepenuh hati. Tetapi, lagi-lagi ini tak bertahan lama karena esok juga terlupa kala terbuai keelokan dunia.

Astaghfirullah hal`adzim ….

Alangkah indahnya perasaan sahabat yang bisa khusyuk menjaga sholat. Bisakah sholat terimplementasi di kehidupan sehari-hari?! Sesungguhnya inilah tantangan terbesar dari sholat!!

Post Navigation